Senin, 19 Januari 2009

Genting; Ini Ide Orang Gila

*Negeri Hang Tuah, Genting, dan Menara Kembar (2)


KARYA-KARYA besar kerap lahir dari ide gila. Begitupun Genting. Puncak gunung yang disulap menjadi kota tujuan utama wisatawan.

BUYUNG MAKSUM, Pahang

LAGU Negeri di Awan memang milik Katon Bagaskara yang warga negara Indonesia. Namun, sesungguhnya, negeri di awan itu bukan milik kita. Cobalah tengok ke negeri jiran, Malaysia. Di Pahang, salah satu dari 14 kesultanan yang menyatu dalam Diraja Malaysia, negeri di awan itu berada.

Letaknya di titik tertinggi Malaysia selatan. Tepatnya di puncak Gunung Genting. Sewaktu saya tiba di tempat ini, Sabtu malam, 10 Januari, gelap sudah membalut. Dari sepuluh kilometer sudah terpancar cahaya di puncak Genting meski saat itu tak ada cahaya rembulan. Dari area seluas 100 kali Lapangan Karebosi, puluhan, ratusan, bahkan ribuan cahaya seolah berlomba menerangi tempat ini. Cantik, menawan, mengundang decak kagum.

Sulit membayangkan menginap di hotel yang berada di titik kulminasi sebuah gunung. Di ketinggian sekira 5.000 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata 15 derajat Celcius. Rombongan kami dari Makassar; Dealer and Media Visit to Petronas Malaysia, ditempatkan di First World Hotel.

Inilah hotel terbesar di Genting, sekaligus hotel dengan kamar terbanyak di dunia. Saya menginap di lantai 28, puncak hotel. Dari lantai ini terlihat sebagian besar wilayah Genting. Termasuk jalan berkelok mirip ular, dari dan menuju Genting.

First World Hotel memiliki 6.118 kamar, termasuk ruang-ruang tempat bermain judi. Prestasi ini tercatat dalam Guinness World Records. Juga ditorehkan dengan tinta emas di selembar sertifikat Ripley's; Belive It or Not!. First World Hotel, dunia mengakuinya.

Meski ada beberapa hotel di Genting, namun First World Hotel menjadi pionir. Inilah pusat keramaian Genting. Di sini pula ragam bentuk permainan dan arena judi digelar. Saya sempat mencoba beberapa di antaranya. Termasuk flying coaster, salah satu permainan yang mewajibkan penggunanya punya adrenalin tinggi. Orang yang berpenyakit jantung sebaiknya hati-hati memilih permainan di tempat ini.

Genting punya motto City of Entertainment atau kota hiburan. Segala bentuk hiburan --kecuali striptis atau penyanyi seronok lainnya- ada di Genting. Arena hiburan untuk anak-anak juga superlengkap. Termasuk pusat-pusat belanja. Ini memang menjadi strategi bagi pengelola Genting. Suami main judi, istri shopping, anak-anak bermanja di taman main.

Untuk menikmati seluruh lokasi permainan, baik indoor maupun outdoor, cukup murah. Perorang ditawarkan RM 55 atau setara Rp 176 ribu perhari dengan kurs RM 1 sama dengan Rp 3.200. Ada 34 jenis permainan outdoor dan 25 titik di indoor.

Di Genting, juga ada permainan bernama sky venture. Enam menit anda terbang di udara dalam sebuah tabung yang mendapat tekanan udara besar dari bawah. Para pemain sky venture dilengkapi pakaian seperti baju penerjun payung dan helm.

Bagi penikmat judi, inilah surganya. Anda bisa memainkan hampir segala jenis judi di tempat ini. Maaf, Genting bukan tempat untuk pejudi kecil-kecilan. Minimal anda harus mempertaruhkan sejuta rupiah sekali main.

Tidak semua orang bisa masuk ke lokasi judi. Jika belum berusia 21 tahun, bersiap-siaplah diusir Polis Bantuan (sebutan untuk pengamanan swasta di Malaysia). Lokasi judi juga haram bagi muslim Malaysia. Wajah-wajah Melayu wajib menunjukkan paspor bila hendak masuk ke ruang judi.

Saya masuk di kedua ruang judi atau kasino di First World. Pintu masuk hanya satu tempat. Ruangan saling bersebelahan. Di ruang kanan, lokasinya relatif kecil. Pemainnya juga rata-rata masih tergolong “junior”. Suasana agak berbeda terlihat di ruang kiri. Di bagian luar tempat yang lebih luas ini, suasana tak jauh beda dengan ruang judi sebelah kanan.

Namun “panasnya” arena judi sangat terasa di ruang Monte Carlo. Taruhan di meja judi cukup besar. Sekali pasang bisa sampai RM 2.000 atau setara Rp 6,4 juta. Padahal sekali duduk, para pejudi bisa pasang taruhan lebih dari sepuluh kali. Sayang sekali, sangat tidak dibenarkan memotret suasana di seluruh arena judi yang berlangsung 24 jam ini. Ketahuan motret, selain kamera disita, pelaku juga berhadapan dengan hukum Malaysia.

Itulah sisi lain dari Genting; judi dan berbagai permainan. Satu lagi yang tak bisa dilupa adalah kuliner. Di sini beragam menu ditawarkan. Anda sisa memilih mau makan apa, hampir pasti ada. Bahkan aneka hewan laut yang didatangkan khusus dari mancanegara pun tersaji. Tergantung dari perut dan ketebalan dompet anda.

***

HAJI Muhammad Tahir, teman saya yang punya usaha bengkel di Sungguminasa, tak bisa menahan decak kagum menyaksikan keelokan Genting. Empat puluh delapan jam di Genting membuatnya seolah menemukan kembali masa kecilnya. Abeng --demikian dia bisa kami sapa-- mencoba hampir semua jenis permainan di tempat itu. Kecuali judi dan space shot. Yang terakhir adalah jenis permainan di mana pemainnya dijatuhkan dari ketinggian sekira 100 meter.

“Orang gila yang membuat tempat ini,” kata Abeng.

"Ide gila itu memang selalu melahirkan karya-karya besar, Pak Haji,” tukas Andi Syamsul Rizal, diler pelumas Petronas di Palopo.

Selain “gila”, Genting juga berdampak besar terhadap perkembangan Malaysia. Konon, 40 persen pemasukan Genting digunakan untuk membangun Malaysia. Termasuk pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis.

Melalui Genting, pemerintah Malaysia memang mampu meraup devisa sangat besar. Genting mampu mendongkrak jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke negara itu. Dan siapa sangka, jika pemasuk devisa terbesar kedua bagi Malaysia dari sektor pariwisata adalah Indonesia. Pemasuk pertama ditempati Singapura, negara yang notabene pernah serumah dengan Pahang di bawah bendera Diraja Malaysia. (buyung@fajar.co.id)

Tidak ada komentar: